Gangguan Kesehatan Karna Mengkonsumsi Makanan Pedas

Gangguan Kesehatan Karna Mengkonsumsi Makanan Pedas

Gangguan Kesehatan Karna Mengkonsumsi Makanan Pedas – Banyak orang yang sangat slot resmi menyukai makanan pedas, tetapi tidak sedikit juga orang yang tidak tahan terhadap hal tersebut. Seseorang yang kerap mengonsumsi makanan yang mengiritasi lidah itu mungkin merasa tidak dapat makan tanpa adanya sambal di makanannya. Kebiasaan tersebut tidak berarti tanpa dampak buruk, bukan? Memang, mengonsumsi makanan pedas dapat memberikan manfaat tertentu. Namun, jika terlalu banyak, beberapa bahaya dari kebiasaan mengonsumsi makanan pedas mungkin saja sulit dihindari. Maka dari itu, kamu harus benar-benar mempertimbangkan antara manfaat dan bahaya dari konsumsi makanan pedas. Beberapa makanan akan terasa lebih nikmat jika ditambahkan cabai atau sambal agar rasanya lebih menggugah. Tahukah kamu, terdapat banyak manfaat yang didapatkan dari konsumsi makanan pedas untuk kesehatan. Faktanya, cabai sebagai bumbu masak sudah digunakan sejak jaman dulu untuk mengobati radang dan melancarkan sirkulasi darah.  Ketika kamu mengonsumsi makanan pedas, maka darah dalam tubuh akan mengalir lebih cepat dari biasanya. Sehingga, racun-racun yang berada dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui keringat.

Makanan pedas memang sangat banyak digandrungi oleh banyak orang. Bahkan dewasa ini, inovasi dan kreasi menu makanan pedas semakin banyak disuguhkan oleh para penjual makanan, baik dari jenis makanannya hingga tingkat kepedasannya. Pada dasarnya, pedas bukanlah rasa. Pedas adalah suatu sensasi yang muncul akibat zat kimia bernama capsaicin. Bila dikonsumsi dalam batas normal, sensasi pedas bisa mendatangkan manfaat untuk tubuh. Pedas bermanfaat sebagai antikoagulan yang membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung, stroke dan hipertensi. Namun, bila pedas dikonsumsi secara berlebihan, baik itu terlalu sering ataupun tingkat kepedasan yang terlalu tinggi, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Ada beberapa gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat mengonsumsi makanan pedas berlebihan, yaitu:

Maag Akut

Permukaan lambung dapat menjadi lebih rentan terluka atau rapuh bila terlalu sering spaceman slot mengonsumsi makanan pedas. Jadi, terlalu sering mengonsumsi makanan pedas dapat memicu terjadinya maag akut atau gastritis karena adanya peradangan pada lapisan lambung.

Berdampak pada Lidah

Mengonsumsi makanan terlalu pedas atau mengonsumsi makanan pedas dalam jumlah yang banyak dapat berdampak pada lidah, yaitu mengurangi tingkat sensitivitas lidah bahkan dapat menghilangkan sensitivitas lidah dalam mengecap rasa. Kondisi tersebut cukup berbahaya karena lidah tidak mampu lagi bekerja dengan optimal dalam menentukan porsi atau tingkat makanan pedas yang sesuai dengan kemampuan tubuh.

Insomnia

Siapa sangka bahwa mengonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan insomnia. Hal ini disebabkan karena bila makanan pedas dikonsumsi di malam hari apalagi menjelang tidur dapat mengakibatkan perut terasa kembung, begah bahkan nyeri atau mulas, yang mana kondisi tersebut dapat memberikan rasa yang tidak nyaman lalu sulit untuk tidur.

Mulas

Setelah mengonsumsi makanan princess slot pedas yang berlebihan, tidak sedikit orang yang merasa mulas di perutnya. Hal ini disebabkan karena makanan pedas mampu mempercepat pergerakan di usus sehingga mempermudah timbulnya diare. Efek iritasi dapat langsung dirasakan jika makanan pedas sudah sampai di usus besar. Tubuh akan mengirim air lebih banyak ke usus agar feses dapat lebih mudah keluar dari usus besar.

Ras Nyeri di Perut

Makanan pedas dapat memicu asam lambung naik bagi para penderita maag. Kondisi ini disebabkan karena ketika seseorang mengonsumsi cabai terlalu banyak dapat mengakibatkna dinding lambung iritasi hingga memicu asam lambung naik lebih cepat.

Refluks Asam

Refluks asam adalah kondisi adanya aliran balik dari lambung ke kerongkongan. Refluks asam dapat mengakibatkan seseorang yang mengalaminya merasa panas seperti terbakar di saluran kerongkongan. Tak hanya itu, refluks asam dapat memicu GERD atau gastroesophageal, esophagitis atau luka pada kerongkongan dan sindrom atypical.